TENTANG
KURA-KURA
Kura-kura
dan penyu
adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil.
Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata
(atau Chelonians)
ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok
(bony
shell)
yang keras dan kaku.
Batok
kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi
punggung disebut karapas (carapace)
dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap
bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa
sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara
lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat
seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi
(Trionychoidea) dan jenis penyu
belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan
lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.
Dalam
bahasa Indonesia, kita mengenal tiga kelompok hewan yang termasuk
bangsa ini, yalah penyu (bahasa
Inggris: sea
turtles),
labi-labi atau bulus (freshwater
turtles),
dan kura-kura (tortoises).
Dalam bahasa Inggris, dibedakan lagi antara kura-kura darat (land
tortoises)
dan kura-kura air tawar (freshwater
tortoises
atau terrapins).
Evolusi
Bagaimana
batok kura-kura itu terbentuk dan berkembang dalam proses evolusinya,
belum diperoleh keterangan yang jelas. Fosil kura-kura tertua kedua
yang berasal dari Masa Trias (sekitar 210 juta tahun silam),
Proganochelys,
telah berbentuk mirip dengan kura-kura masa kini. Perbedaannya,
tulang belulang di bagian punggung belum begitu melebar dan belum
semuanya menyatu membentuk tempurung yang sempurna. Kura-kura purba
hidup dan berkembang kurang lebih sejaman dengan dinosaurus.
Archelon,
misalnya, merupakan kura-kura raksasa yang diameter tubuhnya dapat
mencapai lebih dari 4 m. Fosil kura-kura tertua yang ditemukan saat
ini adalah Odontochelys
yang ebrasal dari sekitar 220 juta tahun silam.
Banyak
jenis kura-kura yang hidup sekarang mampu menyembunyikan kepala, kaki
dan ekornya ke dalam tempurungnya, sehingga dapat menyelamatkan diri.
Namun beberapa kura-kura primitif, seperti contohnya penyu, tak dapat
menarik masuk anggota badannya itu.
Kebiasaan Hidup
Kura-kura
hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun,
padang rumput,
hutan, rawa,
sungai dan laut.
Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik,
baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat
pemakan tumbuhan (herbivora),
pemakan daging (karnivora)
atau campuran (omnivora).
Kura-kura
tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong
kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
Ukuran
tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar.
Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace
length).
Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat
mencapai panjang 300 cm. Labi-labi terbesar adalah labi-labi
irian, dengan panjang karapas sekitar 51 inci. Sementara
kura-kura raksasa dari Kep. Galapagos
dan Kep. Seychelles
panjangnya dapat melebihi 50 inci. Sedangkan yang terkecil adalah
kura-kura mini dari Afrika
Selatan, yang panjang karapasnya tidak melebihi 8 cm.
Kura-kura
berbiak dengan bertelur (ovipar). Sejumlah beberapa butir (pada
kura-kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa
jenis penyu) diletakkan setiap kali bertelur, biasanya pada lubang
pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan
menetas dengan bantuan panas matahari. Telur penyu menetas kurang
lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di pasir.
Jenis
kelamin anak kura-kura yang bakal lahir salah satunya ditentukan oleh
suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada kebanyakan jenis
kura-kura, suhu di atas rata-rata kebiasaan akan menghasilkan hewan
betina. Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata cenderung
menghasilkan banyak hewan jantan.
Kura-kura
termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Reptil ini
dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari Kep.
Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918).
Kura-kura dan Manusia
Kura-kura
secara tradisional merupakan hewan yang akrab dengan manusia.
Mitologi Hindu
menyebutkan bahwa bumi
ini disangga oleh empat ekor kura-kura. Demikian pula, kisah kuno
Adiparwa
menceritakan bahwa kura-kura raksasa berperan penting menyangga
gunung, yang
diputar dan digunakan untuk mengaduk lautan, dalam mencari tirta
amerta –air kehidupan.
Labi-labi
juga menjadi hewan yang disucikan, sehingga kerap dipelihara di
kolam-kolam kuil
Hindu atau tempat suci lainnya. Karena itu, lukisan kura-kura
kadang-kadang muncul pada relief candi atau makam.
Pada
sisi yang lain, daging kura-kura dan penyu telah sejak lama dikenal
sebagai makanan yang lezat. Beribu-ribu ekor labi-labi, kura-kura dan
penyu, terutama penyu hijau, berakhir hidupnya setiap tahun di dapur
restoran.
Demikian pula nasib telur-telurnya, banyak yang akhirnya menjadi
santapan manusia.
Sejenis
penyu, yakni penyu
sisik (Eretmochelys
imbricata),
diburu orang untuk diambil sisiknya yang indah sebagai bahan
perhiasan. Bersama penyu sisik, beberapa jenis penyu yang lain juga
kerap dibunuh dan dikeringkan (diopset)
untuk dijadikan hiasan dinding.
Di
samping itu banyak jenis kura-kura yang ditangkapi untuk
diperdagangkan sebagai hewan timangan (pet). Baik karena
keindahan warnanya, keunikannya, atau –ironisnya- kelangkaannya.
Beberapa jenisnya dapat mencapai harga yang sangat mahal.
Tekanan
yang tinggi dan terus-menerus ini, telah menurunkan banyak populasi
kura-kura ke tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi kebanyakan
habitat alaminya di sungai-sungai,
rawa dan hutan
juga telah turut rusak akibat aktivitas manusia. Pada pihak lain,
perkembangan populasi kura-kura amat lambat dan kebanyakan malah
belum diketahui sifat-sifat dan kebiasaannya. Oleh sebab itu tindakan
konservasi bagi
hewan ini amat diperlukan.
Dari
semua bangsa kura-kura, hanya penyu yang telah dilindungi dengan
cukup baik di Indonesia. Hampir semua jenisnya telah dilindungi oleh
undang-undang.
Banyak pantai peneluran penyu yang telah dimasukkan ke dalam kawasan
yang dilindungi, seperti misalnya Pantai
Sukamade di Jawa Timur dan Pantai Jamursba-Medi di Papua. Meski
demikian, penangkapan penyu dan pengambilan telurnya masih juga
berlangsung secara ilegal
dan sulit dihentikan.
Keanekaragaman Jenis dan Penyebaran
Seluruhnya,
diperkirakan terdapat sekitar 260 spesies kura-kura dari 12-14 suku
(familia) yang masih hidup di pelbagai bagian dunia. Di Indonesia
sendiri terdapat sekitar 45 jenis dari sekitar 7 suku kura-kura dan
penyu.
Suku-suku
tersebut dan beberapa contohnya:
Anak bangsa Pleurodira
Chelidae, kura-kura leher ular
Suku
ini dinamai demikian karena kebanyakan anggotanya memiliki leher yang
panjang. Karena tak dapat ditarik masuk, kepala kura-kura ini hanya
dilipat menyamping di sisi tubuhnya di bawah lindungan pinggiran
tempurung badannya.
Suku
kura-kura leher ular menyebar terutama di Papua
dan Australia
serta pulau-pulau di sekitarnya, dan di Amerika
Selatan. Di luar tempat-tempat tersebut ditemukan pula di Pulau
Rote, Nusa
Tenggara. Habitat kura-kura ini adalah perairan tawar. Beberapa
jenisnya yang ada di Indonesia, di antaranya:
- Kura-kura rote (Chelodina mccordi)
- Kura-kura papua (Chelodina novaeguineae)
- Kura-kura perut putih (Elseya branderhosti)
Pelomedusidae
Seperti
kerabat terdekatnya, Chelidae, anggota suku ini merupakan kura-kura
air tawar. Kura-kura ini hidup di Amerika Selatan, Afrika
dan Madagaskar
dan tidak didapati di Indonesia.
Anak bangsa Cryptodira
Cheloniidae, penyu
Penyu
hidup sepenuhnya akuatik di lautan. Kecuali yang betina ketika
bertelur, penyu boleh dikatakan tidak pernah lagi menginjak daratan
setelah dia mengenal laut semenjak menetas dahulu. Kepala, kaki dan
ekor penyu tak dapat ditarik masuk ke tempurungnya. Kaki-kaki penyu
yang berbentuk dayung, dan lubang hidungnya yang berada di sisi atas
moncongnya, merupakan bentuk adaptasi yang sempurna untuk kehidupan
laut.
Penyu
tersebar luas di samudera-samudera di seluruh dunia. Dari tujuh
spesies anggota suku ini, enam di antaranya ditemukan di Indonesia.
Beberapa contohnya adalah:
- Penyu
sisik (Eretmochelys
imbricata)
Dermochelyidae, penyu belimbing
Suku
penyu ini hanya memiliki satu anggota saja, yakni penyu
belimbing (Dermochelys
coriacea).
Hidup di lautan-lautan besar hingga ke daerah dingin, penyu ini
merupakan kura-kura terbesar yang masih hidup. Panjang tubuhnya
(panjang karapas) dapat mencapai 3 m, meski umumnya hanya sekitar 1.5
m atau kurang, dan beratnya mendekati 1 ton.
Chelydridae
Suku
ini terdiri dari kura-kura air tawar berekor panjang dan berkepala
besar, yang menyebar di Amerika.
Dengan perkecualian satu marga anggotanya (Platysternon)
yang menyebar di Tiongkok
dan Indochina.
Beberapa ahli memasukkan Platysternon
ke dalam suku tersendiri, Platysternidae. Tidak ada di Indonesia.
Kinosternidae
Yakni
suku kura-kura air tawar kecil dari Amerika bagian tengah. Hewan yang
mampu mengeluarkan bau tak enak ini tidak terdapat di Indonesia.
Dermatemyidae
Juga
menyebar terbatas di Amerika
Tengah. Dermatemys
berukuran relatif besar dan hidup di sungai-sungai.
Carettochelyidae, labi-labi moncong babi
Suku
ini hanya memiliki satu anggota yang hidup, yakni labi-labi
moncong babi (Carettochelys
insculpta).
Lainnya telah punah dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil. Labi-labi
ini menyebar terbatas di Papua bagian selatan dan di Australia bagian
utara.
Trionychidae, labi-labi
Menyebar
luas di Amerika utara, (Eropa ?), Afrika dan Asia, ini adalah
suku labi-labi yang paling banyak jenisnya. Di Australia, suku ini
hanya tinggal berupa fosil. Beberapa contohnya dari Indonesia adalah:
- Antipa,
labi-labi raksasa (Pelochelys
cantori)
Emydidae
Ini
adalah suku kura-kura akuatik dan semi akuatik yang hidup di air
tawar di Eropa, Asia
dan terutama di Amerika. Emydidae merupakan salah satu suku kura-kura
terbesar dari segi jumlah anggotanya. Tidak ada spesiesnya di
Indonesia kecuali dalam bentuk hewan introduksi
sebagai hewan peliharaan. Salah satu contohnya yang banyak dipelihara
di Indonesia adalah kura-kura
telinga merah (Trachemys
scripta).
Geoemydidae
Merupakan
suku kura-kura yang terbanyak anggotanya, Geoemydidae (dahulu disebut
Bataguridae) terutama menyebar di Asia
Tenggara. Di luar itu, anggota suku ini juga ditemukan di Afrika
bagian utara, Erasia dan Amerika tropis. Ini adalah suku kura-kura
air tawar yang terutama hidup di sungai-sungai, meskipun sering pula
ditemui di daratan. Di Indonesia terdapat sekitar 11 jenisnya. Di
antaranya:
- Kuya batok (Cuora amboinensis)
ARTIKEL
PETERNAKAN :
Seperti banyak reptil dan amfibi
lainnya, kura-kura cukup menarik bagi anak-anak untuk memelihara.
Namun demikian, banyak orang membeli kura-kura hanya karena
didasarkan pada “faktor trend”, tanpa memperhitungkan kebutuhan
khusus kura kura tersebut. Bila Anda membeli kucing atau anjing,
selalu ada beberapa persiapan yang cukup matang untuk memastikan
kesehatan si hewan agar dapat hidup dengan baik dan berumur panjang
seperti memastikan adanya bekas operasi, luka dan lain lain, belum
lagi peralatan seperti mainan, anjing rumah, dan produk perawatan.
Namun memelihara kura kura tidaklah serumit itu. Jika anda sering
mendengar kasus kematian di penangkaran, hal tersebut lebih
disebabkan karena mereka tidak ditangani dengan benar. Jika tepat
prosedur perawatannya, kura-kura dapat hidup selama beberapa dekade,
tetapi hal ini membutuhkan perhatian Anda membayar makanan mereka,
pengaturan hidup, dan pengobatan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
memelihara kura kura agar selalu sehat:
- Memastikan kura-kura memiliki ruang yang cukup untuk hidup, memastikan ruangan tersebut cukup cahaya, kelembaban yang terjaga, adanya air bersih, dan lampu berjemur
- Dalam beberapa kasus, orang-orang memilih untuk mencoba menciptakan sebuah habitat alami penyu seasli mungkin artinya kura kura akan memiliki siklus hidup da berkembang biak seperti saat ia di alam. Kelemahan dari cara ini kura kura akan memliki sifat yang tertutup terutama saat periode musim bertelur karena sejatinya kura kura akan bersembunyi saat membuat sarang dan enggan diganggu.
- Beberapa hobiis di luar negeri menggunakan pendingin untuk mencoba dan menciptakan kondisi ideal bagi penyu untuk melakukan hibernasi/ istirahat panjang. Praktik ini tidak disarankan karena alasan sederhana bahwa jika kura kura tidak memiliki kemampuan adaptasi yang baik maka jika terjadi kenaikan suhu tiba-tiba, tidur kura kura akan terganggu, dan dalam beberapa kasus justru berakibat fatal. Cara terbaik adalah untuk tidak membiarkan kura-kura Anda hibernate sama sekali jika anda berencana menyimpannya di dalam ruangan.
- Ketika Anda memelihara kura-kura dalam rumah, penting untuk mempertimbangkan hal berikut: pastikan kapasitas tangki pemeliharaan mampu menanmpung minimal 40 galon. Harus ada ruang yang cukup untuk meletakkan Kura-kura Anda juga harus mempunyai tempat di mana dapat berjemur di panas matahari. temperatur yang ideal untuk habitat penyu sangat tergantung pada jenisnya seperti kura-kura darat dapat mempertahankan panas tubuh lebih lama daripada kura-kura akuatik. Untuk itu disarankan tidak terlalu mengambil kura-kura keluar dari tempat pemeliharaan secara sering. perubahan suhu tiba tiba dapat mempengaruhi sistem kekebalan reptil, karena mereka adalah hewan berdarah dingin dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
- Juga, ingatlah untuk mencuci tangan setelah memegang kura-kura Anda, untuk menghindari kontaminasi. Memang Tidak semua kura-kura membawa salmonella, akan tetapi agar lebih aman bagi kesehatan maka menjaga kebersihan baik bagi diri sendiri maupun kura kura dan habitatnya tetap menjadi prioritas.
- pada kura kura akuatik, sebisa mungkin hindari, menggunakan air keran untuk aquarium karena mengandung senyawa seperti klorin dan fluoride yang dapat mengganggu keseimbangan ph. Gunakan mata air alami untuk air minum kura-kura dan de-diklorinasi air untuk area berenang. Anda dapat mengurangi kadar klorin dalam air dengan membiarkannya terlebih dahulu selama 24 jam sebelum digunakan. Beberapa orang beranggapan bahwa menggunakan air diklorinasi membantu mencegah pembentukan bakteri mematikan,
- Hindari menggunakan kulit kayu atau serpihan kayu di sangkar tempat tinggal kura-kura. Kulit kayu dapat menimbulkan masalah dengan kura-kura karena mungkin saja terterlan. Selain itu, kayu juga akan menyebabkan kandang terkontaminasi sangat cepat dengan jamur. Solusinya letakkan kandang di sebuah ruangan di mana pencahayaan tidak berubah terlalu sering. Turtles umumnya membutuhkan 12 jam sinar matahari, dan menggunakan lampu UV sehingga kura-kura akan terbantu mendapatkan jumlah vitamin D3 untuk tetap sehat. Inilah sebabnya mengapa kura-kura berjemur di matahari di alam liar.
- Kura-kura Anda juga harus mempunyai tempat persembunyian sederhana untuk beristirahat ketika bosan berada di tempat terbuka. Gunakan media yang tidak beracun dan berbahaya seperti batu alam Jika Anda ingin menambahkan vegetasi untuk aquarium kura-kura Anda, pastikan tanaman tersebut tidak beracun bagi kura-kura, karena ada kemungkinan besar mereka akan mencoba untuk memakannya.
- Selalu awasi penyu sehingga aman dari gangguan anak-anak kecil, atau binatang peliharaan rumah. Jangan lupa untuk tetap memperhatikan perilaku kura-kura Anda, dan merawatnya. Seekor penyu bukan benda mati, ia adalah makhluk hidup dan cukup cerdas untuk mengetahui siapa teman-teman dan musuhnya. Memelihara kura kura dapat member hiburan bagi seluruh keluarga, dan merupakan salah satu cara. (Sumber Tulisan)
Budidaya
kura-kura merupakan
salah satu hal penting dan mulia untuk dilakukan. Terkait dengan
kondisi binatang yang memiliki cangkang keras ini, yang kian sedikit
keberadaannya di alam bebas.
Salah
satu penyebab adalah adanya eksplorasi liar dari manusia, yang
menjadikankura-kura
sebagai komoditi. Baik untuk dinikmati dagingnya sebagai salah satu
menu makanan yang berharga mahal. Atau memanfaatkan cangkang
kura-kura yang memiliki nilai tinggi.
Pelestarian
Kura-Kura
Banyak
orang yang memiliki kesulitan saat hendak melakukan budidaya
kura-kura. Salah satu alasannya adalah bahwa dalam proses
pembudidayaannya, dibutuhkan ketelitian serta ketelatenan. Khususnya
saat Anda hendak menetaskan telur
sebagai proses awal pembudidayaan kura-kura.
Penetasan
telur merupakan bagian paling rawan.
Ada kesalahan sedikit saja, akan berakibat telur gagal menetas.
Pengembangbiakan kura-kura akan sedikit terhambat jika telur gagal
menetas. Dari proses penetasan telur inilah, jumlah kura-kura baru
akan menambah jumlah kura-kura di alam bebas, bisa diketahui
perkembangannya.
Cara Budidaya Kura-Kura
Rumitnya
proses penetasan telur dalam kegiatan budidaya kura-kura ini, Anda
harus mempersiapkannya dengan teliti. Hal ini terkait demikian rentan
dan pekanya telur kura-kura terhadap kondisi lingkungan.
Diperlukan juga kejelian Anda untuk mengamati perkembangan
telur-telur yang sedang dalam proses penetasan tersebut. Ini
merupakan salah satu kunci untuk menentukan keberhasilan penetasan
buatan yang Anda lakukan.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya kura-kura,
khususnya dalam proses penetasan telur adalah :
- Mempersiapkan media pengeraman yang tepat. Beberapa media yang bisa digunakan sebagai bahan pengeraman buatan di antaranya adalah pasir, peat moss, pupuk tanaman, atau juga vermiculite.
- Tingkat kelembaban lingkungan. Suhu yang disarankan berkisar pada angka 26-28 derajat celcius. Hal ini bisa diketahui dengan cara meletakkan alatpengukur suhu pada lokasi penetasan.
- Kestabilan posisi telur. Telur yang terlalu sering berpindah posisi, akan berdampak pada rusaknya embrio sehingga telur gagal menetas. Untuk itu, telur yang ditetaskan jangan sampai tertutup sepenuhnya dengan media eram.
Sisakan sedikit bagian agar bisa terlihat kondisinya. Untuk mengetahui posisinya, tandai bagian yang terlihat tersebut menggunakan pensil. Sehingga jika posisinya berubah, bisa cepat diketahui.
- Ada tidaknya telur rusak. Jika Anda menemukan telur yang rusak atau membusuk, harus cepat dipindahkan atau dibuang dari media penetasan. Jika tidak dilakukan berpotensi merusak telur lain yang sehat.
KURA-KURA
BRAZIL
Penyebaran
Kura-kura
ini merupakan hewan asli di daerah selatan Amerika Serikat dan
sekarang telah ditemukan di banyak tempat di dunia. Mereka dibawa
oleh orang yang membelinya sebagai hewan peliharaan yang kemudian
dilepaskan ke alam bebas ketika mereka telah memutuskan untuk tidak
mau memeliharanya lagi. Dan ini menyebabkan masalah besar. Seperti
yang terjadi di Eropa selatan, kura-kura ini berlomba untuk hidup
dengan kura-kura asli Eropa yang akibatnya kura-kura asli Eropa
terancam punah.UkuranDapat tumbuh sampai 30 cmKehidupanDi alam
bebas, kura-kura ini dapat hidup sampat 20 tahun, tetapi dalam
tangkaran beberapa jenis telah dilaporkan bisa hidup sampai 40
tahun.
Fisik
Berwarna
hijau tua dengan garis garis kuning dan memiliki bercak merah pada
setiap sisi di kepalanya. Kura-kura ini dapat mudah dibedakan oleh
rahang bawah nya yang lebih bulat dibanding jenis pseudemys yang
lebih kotak. Jari-jari kaki belakangnya dihubungkan oleh selaput
seperti bebek karena mereka hewan air.
Membedakan
jenis kelamin
Jantan
memiliki cakar yang lebih panjang di kaki depannya. Kloaka pada
betina lebih dekat ke tempurungnya daripada jantan.
Tempat tinggal
Kura-kura
brazil adalah hewan air, maka dari itu anda perlu menaruhnya di
aquarium yang nyaman yang dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhannya.
Jenis
aquarium
Standar
aquarium adalah solusi terbaik untuk kura-kura brazil, kalau anda
tidak mau menyediakan kolam di luar. Salah aspek yang baik
menggunakan aquarium gelas adalah anda dapat membersihkannya dengan
seksama. Aquarium harus benar-benar bersih karena kesehatan
kura-kura anda tergantung pada kebersihannya. Ingat, kura-kura
brazil adalah binatang air dan mereka membuang kotoran padat dan
cairnya ke dalam air, yang mana dapat menjadi sarang yang baik untuk
kuman bakteri.
Tutup
aquarium
Tutup
aquarium banyak variasinya, beberapa ada yang berikut dengan
lampunya. Akan tetapi faktor yang paling penting dari tutup aquarium
ini adalah yang dapat membiarkan masuknya sinar alami dengan
spektrum penuh. Jika bisa, usahakan mendapat sinar matahari
langsung. Kebanyakan pemelihara kura-kura air menggunakan lampu
berspektrum di atas aquarium. Tutup aquarium hanya dipakai jika
aquarium diletakan di daerah yang sering terkena angin dan dingin
cold drafts
Ukuran
aquarium
Di
tahun pertamanya, kura-kura brazil tumbuh sangat cepat dan yang
dewasa dapat menjadi 10 inc. Ukuran aquarium anda tergantung pada
ukuran kura-kura dan jumlah kura-kura yang anda miliki. Ingat,
tambah besar aquariumnya, tambah baik untuk kura-kura anda. Untuk
kura-kura dewasa berukuran 5 inch, aquarium 30 gal merupakan ukuran
minimum yang dianjurkan. Isi dengan air yang cukup supaya dia dapat
berbalik jika ia jatuh terbalik. Sekitar ¾ panjang kura-kura.
Filter
Ini
sangat penting. Kesehatan kura-kura anda tergantung pada kwalitas
air yang tersedia. Ingat kura-kura anda hidup dan bernafas pada air
yang sama dimana mereka membuang kotorannya. Jadi jika airnya tidak
bersih, mereka akan memiliki lebih banyak kuman di sekitar mereka
dan kesempatan terkena penyakit juga bertambah. Dan jika anda
memiliki filter yang baik, ini akan mengurangi beban anda, anda
tidak perlu sering membersihkan sesering seperti tanpa filter.
Kebanyakan permelihara kura-kura air menganjurkan filter tabung
Fluval 403.
Pengahangatan
dan suhu
Cara
yang paling mudah menjaga suhu untuk tetap stabil adalah dengan
menggunakan pemanas dalam air (submersible heater) yang bentuknya
seperti tabung panjang berisi coated wire. Jenis heater ini sangat
praktikal karena memiliki thermostat yang dapat anda set pada suhu
yang perfed. Menjaga suhu antara 20 sampai 28 derajat C. Ini sangat
penting karena suhu yang hangat membangkitkan sistem kekebalan tubuh
pada kura-kura
Daerah
berjemur
Anda
perlu memberikan daerah di dalam aquarium anda dimana kura-kura
dapat benar-benar menjadi kering berjemur di bawah sinar matahari
atau lampu khusus reptil. Ini penting seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, kehangatan menimbulkan sistem kekebalan tubuh kura-kura
anda.
Dan juga
karena kura-kura brazil mutlak membutuhkan sinar UV supaya dapat
memproses makanannya dengan baik dan dapat menyerap nutrisi dari
makanan.
Dekorasi
aquarium
Pastikan
dekorasi yang anda tambahkan tidak membahayakan kura-kura anda. Jika
anda hendak menambah tanaman, pilih tanaman yang tidak beracun bagi
kura-kura karena mereka mungkin mencoba memakannya. Tanaman plastik
juga tidak dianjurkan. Jika anda menambah batu-batuan, pastikan
batunya tidak memiliki ujung yang tajam yang dapat menggores cangkang
kura-kura. Jangan menggunakan pasir halus karena kemungkinan
kura-kura juga memakan batu-batu kecil yang dapat menyebabkan
beberapa komplikasi yang serius. (berhubungan dengan usus)
Membersihkan
aquarium
Jaga
aquariumnya supaya rapi dan bersih. Jika anda tidak memiliki filter
bersihkan setiap dua hari sekali. Jika kura-kura masih bayi dan tidak
memiliki filter, bersihkan setiap hari. Jangan menggunakan produk
yang abresif.
Pemeliharan
Dalam Ruangan (Indoor)
Bentuk
akomodasi dalam ruangan yang paling berguna adalah aquarium. Untuk
anakan kura-kura, kedalaman air dianjurkan antara 7,5 cm sampat 15 cm
dengan batu batuan untuk daerah kering untuk berjemurnya. Ukuran
aquarium yang sesuai untuk anakan adalah 60 cm atau 75 cm x 30 cm.
Waktu kura-kura telah tumbuh besar, habitatnya pun harus diganti yang
lebih besar. Kura-kura brazil adalah perenang yang baik jadi
kedalaman air tidak menjadi faktor penting setelah mereka dewasa.
Kedalaman 20 cm sampai 60 cm cukup untuk kura-kura antara 10 cm dan
kura-kura dewasa.
Air
Kualitas
air sangat penting bagi kura-kura air. Banyak masalah yang terjadi
pada kura-kura air dapat dihindari jika pemelihara memanfaatkan
sedikit waktu dan uang untuk merancang dan membeli sistem filter
untuk kura-kuranya. Untuk kura-kura dewasa, kami menganjurkan untuk
menggunakan filter tabung(canister) sebab mereka mudah dibersihkan
dan memberi kualitas filter air yang baik. Anakan kura-kura mungkin
agak sukar karena airnya yang dangkal. Maka dari itu spon filter atau
powerhead filter dapat digunakan untuk air yang dangkal. Sering
mengganti air menjadi suatu keharusan atau kewajiban.
Lampu
Lampu
reflector sebaiknya dipakai sebagai fasilitas jemur (basking).
Reflector ini sebaiknya diposisikan untuk menyediakan basking spot 32
derajat Celcius pada satu daerah di habitatnya. Habitatnya juga
sebaiknya dilengkapi dengan lampu fluorescent spektrum penuh untuk
memberikan UVB. Sumber UVB diperlukan untuk sintesa Vitamin D3 yang
diperlukan dalam metabolisma kalsium. Lampu Mercury Vapor juga dapat
dipakai untuk memenuhi kebutuhan akan kehangatan dan sinar UV.
Tanaman air atau tanaman plastik dianjurkan untuk memberikan rasa
aman dan tempat persembunyiannya.
Pemeliharaan Luar Rumah
(Outdoor)
Habitat
anti pemangsa memberikan bermacam keuntungan dibanding akomodasi
dalam ruangan dan sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan di cuaca yang
hangat.
Kolam
dapat dibuat di lingkungan yang aman untuk membuat habitat luar rumah
lebih nyaman. Kolam yang lebih besar dapat memakai filter untuk
memberikan tempat tinggal yang spetakuler bagi kura-kura anda.
Makanan
Hati-hati
jangan memberi makan yang berlebihan. Untuk kura-kura dewasa
dianjurkan hanya memberi makanan 2 sampai 3 kali perminggu dan setiap
hari atau setiap dua hari untuk kura-kura anakan yang sedang tumbuh
cepat. Slider akan mengkomsumsi sayuran, sayuran hijau seperti green
mustard, turnip hijau, dandelion, bayam, wortel, zucchini dan tanaman
air seperti duckweed, water lettuce, water hyacint dsb. Mereka juga
mengkonsumsi serangga, cacing, dan ikan. Banyak makanan kura-kura
komersial yang ada di pasaran sudah menjadi makanan yang sangat baik
untuk kura-kura slider.
Suplemen
Suplemen
kalsium tambahan sangat penting. Kalsium bubuk dapat ditaburkan di
makanan. Pemeliharan dianjurkan menggunakan suplemen kalsium dengan
vitamin D3 jika hewannya dipelihara dalam ruangan(indoor) dan kalsium
tanpa vitamin D3 jika dipelihara di luar rumah(outdoor). Penyediaan
tulang sotong(cuttlefish bone) juga dianjurkan untuk dapat
digerogoti.